Thursday 3 December 2015

Sedih dan Senang



Innalillahi wainna ilaihi roji’un..
Telah berpulang ke pangkuan Allah SWT ibunda dari bpk. Yoen Krisna a.k.a P.Buyung.
Ikut berbela sungkawa, sedih juga mendengar berita yang kurang baik dari P.Buyung, mengingat kami sudah menganggap beliau seperti keluarga sendiri. Iya, kami kenal cukup lama dengan P.buyung, semenjak awal-awal saya pacaran dengan laki-laki yang sekarang jadi suami saya. Jadi siapa beliau? Beliau adalah atasan dari suamiku. Maka dengan penuh rasa hormat saya pun juga kenal beliau. Tak jarang kita sering ketemu, andai kata saya main ke kantor ataupun ke mess (dulu).

Singkat cerita, suami berinisiatif untuk lelayu ke tempat ibunda dari P.buyung. suami ijin kepadaku, lalu akupun menanyakan beliau akan lelayu sama siapa kesana dan naik apa, mengingat tempatnya yang jauh yaitu di Subang – Jawa barat. Suami bilang bahwa dia akan kesana sendiri naik motor, lalu akupun mengajukan diri untuk turut serta menemani beliau lelayu ke Subang.

Beliau bertanya, “apa kamu gak capek?”
“nggak, kan sama kamu”, jawabku.
“yaudah ayo, siapin baju satu ya buat ganti nanti kalo dah mau sampai sana”

Aku memulai mengambil tas dan menyiapkan baju 1 untuknya, 1 untukku serta jilbab. Tak lupa ku bawa 2 jas hujan baru merk penguin berwarna biru dan coklat. Kemudian perjalananpun dimulai. Pukul 11.00 kita berangkat dari Salatiga menuju Subang dengan perut yang kosong belum ada secuilpun makanan masuk ke perut kita sedari pagi. Cuaca sangat panas sekali, Mas Frency melajukan NS nya dengan tenang, kadang aku cubit pinggangnya kalau aku merasa dia berkendara terlalu kencang. Pukul 13.00 kita sampai Gringsing, Batang. Mas Frency memberi tanda untuk berbelok kanan di rumah makan Ayam Goreng Nyoto Roso, ternyata Mas sudah lapar. Kita makan siang dan istirahat satu jam disana.

Kemudian kita melanjutkan perjalanan kembali, panasnya siang itu sangat menyengat tubuh, hingga rasa lelahpun kembali muncul. Sekitar pukul 15.00 kita berbelok ke Indomart didaerah Tegal. Beli minuman, snack kecil, setelah 30 menit dirasa cukup melegakan pinggang kami melanjutkan perjalanan kembali. Cuaca mendung namun gerah, sampai akhirnya hujan pun turun didaerah perbatasan Brebes - Cirebon. Kita turun dari motor sebentar untuk memakai jas hujan yang sudah kita bawa tadi.

Hujan adalah sesuatu yang paling saya suka, dan hujan-hujanan adalah hal yang paling saya rindukan. Betapa senangnya waktu kecil dulu main air hujan didepan rumah. Dan ketika dewasa rasanya ingin main air hujan lagi namun malu, dan hujan kali ini bisa jadi alasan buat mengenang masa kecil dulu. Hujan sangat deras tidak menyurutkan perjalanan kami, biarpun deras Mas frency malah dengan sengaja nambah kecepatan NS nya. Sesekali beradu dengan truk, mobil dari arah yang berlawanan sehingga menimbulkan siratan air yang tinggi sampai muka. Ya Tuhan, ini sangat mengasyikkan sekali.

Mas Frency menggodaku dengan mengacungkan jari jempolnya ke aku menandakan bahwa dia menikmati hujan itu, kemudian aku membalasnya dengan pelukan erat yang berarti aku lebih menikmatinya. Hujan itu memang turun sangat deras sekali. Dia mungkin lupa bahwa motor NSnya tidak dipasang selebor belakang, yang memungkinkan air dari ban muncrat ke atas mengenai bagian belakang tubuhku. Mungkin dia taunya aku memakai jas hujan yang menurutnya bisa melindungiku dari air hujan, namun tidak dengan tasku, Mas. Tas ku bagian belakang memang masuk kedalam jas hujan yang sedang kupakai, namun tidak dengan bagian bawah tasnya dan menyebabkan baju ganti yang kubawa tadi basah kuyup.

Hujan mulai mereda, Mas Frency menawarkan untuk berhenti melepas jas hujannya, namun aku tidak mau dengan dalih nanti kalau hujan lagi, gimana? Hanya alasanku saja berharap hujan kembali turun. Memang masih mendung namun ku kira hujan tidak akan sampai ke Cirebon, karena ku melihat jalan aspal yang kering.

Sesampainya di Indomaret depan terminal Cirebon sekitar pukul 17.30 kami istirahat lagi, untuk sekedar minum, ngemil, menghilangkan sedikit rasa lelah, dan tentunya untuk melepas jas hujan yang sedari perbatasan Brebes hingga Cirebon kita pakai walau hujan sudah tidak turun.

Baru belok ke Indomaret ada ibu-ibu yang bertanya, “Lho, ada hujan dimana, Mas?” Sambil lihatin motor NS lah pasti, ini selalu jadi perhatian ketika motor NS di parkir ataupun di saat berhenti dilampu merah. “tadi di perbatasan Brebes, Bu” , kemudian dilanjutkan pembicaraan yang umum seperti dari mana dan mau kemana. Saya sih dari turun motor langsung nyari tempat duduk. Hahahaacapekhahaha.

Ada Mas-mas tanya ke Mas Frency, ketika kita lagi lepasin jas hujan, “hujan dimana, Mas?”
“tadi mau masuk Cirebon”
“oh,, sini ga pernah hujan soalnya, mendung doang trus hujannya tau tuh lari kemana”
(ih masnya curhat :D ,, mungkin lari ke hatimu Mas)

Setelah sudah agak enakan badannya kamipun melanjutkan perjalanan, hari sudah petang, ngantukpun datang, pasti Mas Frency ini lebih lelah dari aku, kemudian kita istirahat untuk makan malam di Pamanukan sekitar pukul 20.00, kita makan dipinggir jalan, disini sudah mendengar orang bicara menggunakan bahasa sunda hehehe.. setelah selesai makan lanjutin jalan lagi.

Aku menanyakan apa ini sudah hampir sampai,lalu dijawab dengan kalimat, satu jam lagi. Eh ternyata benar, kita tiba dirumah Alm. Ibunya P.buyung pukul 22.00, terlihat sekali dari wajah beliau yang masih sangat sedih dan terpukul, suasana sedih juga terasa dirumah itu. Segelas kopi dihidangkan dan kamipun berbincang cukup lama, beliau bercerita tentang kenangan bersama alm ibundanya, kemudian memberi nasehat, “Novi masih punya bapak ibu lengkap kan? Dijaga baik-baik, nanti kerasa kalau kehilangan kaya saya gini, rasanya saya masih kurang ngebahagiain ibu”, sedih sekali rasanya mendengar itu, kemudian berkali - kali beliau menawarkan untuk kita bisa menginap ditempatnya, beliau merasa kasihan karena rumah kami jauh, kami sangat berterimakasih, namun sebaiknya kita pulang saja, mereka sedang berkabung, jadi janganlah kita merepotkan beliau dan keluarga. Kita menolak dengan halus dengan alasan nanti nginap ditempat temen di Cirebon, yah padahal punya temen disana aja nggak.

Pukul 23.30 kita pamit untuk pulang, sangat larut, badan juga sudah lelah, rasa ngantukpun datang, ku pikir juga Mas Frency merasakan. Bismillah kuat pulang..

Pukul 02.00 kita sampai Cirebon, belok ke Alfamart, beli minum dan Pop Mie, nggak, kita nggak ngerasa kelaperan, hanya agar menghilangkan sedikit rasa ngantuk. Naik motor lagi lah kita, dalam perjalanan ada obrolan berikut:

A : kita jalan pulang kuat ga nih?
F : nyari hotel aja yuk
A : dimana? Emang tau jalan sini?
F : Download Hotel Quickly dulu
A : Oke, kiri dulu dong Bang, kan ga boleh naik motor mainan hape..
(Hahaha lu kan  bonceng nyettt…wkwkwkwk)

Buka Hotel Quickly, bukan mau pesen lewat itu, Cuma biar tau alamatnya dimana gitu. Ada banyak hotel di pilihan, ada Metland Hotel By Horison, ada Citra Dream Hotel, ada Amaris. Aku tertarik dengan Metland Hotel, tepatnya di Jl. Siliwangi, yaudah kita Google Maps alamat tersebut, weeladalah,, ternyata banyak banget hotel di Jl. Siliwangi.
Setelah nemu Metland Hotel, dia bergumam:

F : besar banget ya,, malu nggak naik motor ksana?
A : nggak lah ngapain malu wong punya duit bisa bayar, kecuali kita kesana minta gratisan, itu baru malu.
F : Parkir motor dimana tuh ga ada kan.
A : Di bawah tanah kali, tanahnya lubangin sendiri.. (nada kesel)
F : Ah ngga lah..coba searching yang lain..

(sambil jalan)

Tuh ada Amaris kayak yang di Semarang, tapi dia nggak mau lagi dengan alasan naik motor. Yaudah Citra Dream aja ya? Ga mau lagi. Terus aku nyeletuk, yaudah bobo di SPBU aja. Sebel ga sih?

Habis lewatin Citra Dream Hotel dia lihat petunjuk jalan dengan tulisan dan lampu kerlap-kerlip “Lotus Hotel 200 Meter” dengan arah ke kanan masuk gang,

F : coba lihat itu dulu ya..
A : YHA!
(udah sampai)
F : Eh, ada parkiran motornya… sini aja ya..
A : YHA! (ngantuk banget)

Yaudah kita check in, akhirnya setelah urus administrasi, ketemu kasur, Yeah FINALLY.. Thanks God..
Gausah di ceritain ya di kamar ngapain aja..
Pagi sarapan, yhaa, mau tidur jam berapapun tetap bangun pagi, itu aku.
Suami ku bangunin jam 11 untuk mandi dan siap-siap.

Jam 13.00 check out,
F : kemana dulu ga nih..?
A : ya, terserah.. aku ga tau daerah sini..
F : coba Google Maps Keraton Cirebon
A : Oke…

Kita jalan ga sampai 10 menit sampai di Keraton tersebut, ya seperti ditempat wisata lain, disana ditarik tiket Rp. 10.000/orang, kemudian untuk Touris Guide ku kasih Rp. 50.000, ini optional, mau kasih berapapun ga nyebutin nominal, seikhlasnya aja, tapi ya jangan sampai ga ngasih, kasihan dah jelasin panjang x lebar..

Cuma sebentar disana, jam 14.00 kita keluar, dan kita memutuskan untuk langsung pulang aja ke Salatiga supaya hemat energi, perjalanan masih panjang kata Mas Frency. Cuaca cerah, panas, menemani perjalanan kita, hinga pukul 17.00 kita sampai di Pekalongan, kita beristirahat untuk makan di Alun-alun Pekalongan. Habis makan kita jalan lagi. Melewati Batang – Kendal kami memilih untuk potong jalur lewat ke Boja, jadi kita tidak lewat Semarang Kota.

Pukul 20.00 sampai di Gunung Pati, Mas Frency terpikat dengan Bakso balungan, akhirnya kita berhenti untuk makan Bakso Balungan, perasaan barusan makan dan belum lapar kok sudah diajak makan lagi. Sesudah selesai makan kita pulang, sangat senang sekali membayangkan tinggal satu jam perjalanan sampai ke Salatiga.

Perjalanan yang sangat memberikan kesan. Sering kali dijalan ku ucapkan kepada suamiku kalau aku sangat senang bisa pergi berdua dengan dia. Walaupun pegal, capek tapi aku bahagia. :D

No comments:

Post a Comment