Innalillahi wainna
ilaihi roji’un..
Telah berpulang ke
pangkuan Allah SWT ibunda dari bpk. Yoen Krisna a.k.a P.Buyung.
Ikut berbela sungkawa,
sedih juga mendengar berita yang kurang baik dari P.Buyung, mengingat kami
sudah menganggap beliau seperti keluarga sendiri. Iya, kami kenal cukup lama
dengan P.buyung, semenjak awal-awal saya pacaran dengan laki-laki yang sekarang
jadi suami saya. Jadi siapa beliau? Beliau adalah atasan dari suamiku. Maka dengan
penuh rasa hormat saya pun juga kenal beliau. Tak jarang kita sering ketemu,
andai kata saya main ke kantor ataupun ke mess (dulu).
Singkat cerita, suami
berinisiatif untuk lelayu ke tempat ibunda dari P.buyung. suami ijin kepadaku,
lalu akupun menanyakan beliau akan lelayu sama siapa kesana dan naik apa,
mengingat tempatnya yang jauh yaitu di Subang – Jawa barat. Suami bilang bahwa
dia akan kesana sendiri naik motor, lalu akupun mengajukan diri untuk turut
serta menemani beliau lelayu ke Subang.
Beliau bertanya, “apa
kamu gak capek?”
“nggak, kan sama kamu”,
jawabku.
“yaudah ayo, siapin
baju satu ya buat ganti nanti kalo dah mau sampai sana”
Aku memulai mengambil
tas dan menyiapkan baju 1 untuknya, 1 untukku serta jilbab. Tak lupa ku bawa 2
jas hujan baru merk penguin berwarna
biru dan coklat. Kemudian perjalananpun
dimulai. Pukul 11.00 kita berangkat dari Salatiga menuju Subang dengan perut
yang kosong belum ada secuilpun makanan masuk ke perut kita sedari pagi. Cuaca sangat
panas sekali, Mas Frency melajukan NS nya dengan tenang, kadang aku cubit
pinggangnya kalau aku merasa dia berkendara terlalu kencang. Pukul 13.00 kita
sampai Gringsing, Batang. Mas Frency memberi tanda untuk berbelok kanan di rumah
makan Ayam Goreng Nyoto Roso, ternyata Mas sudah lapar. Kita makan siang dan
istirahat satu jam disana.
Kemudian kita melanjutkan perjalanan kembali,
panasnya siang itu sangat menyengat tubuh, hingga rasa lelahpun kembali muncul.
Sekitar pukul 15.00 kita berbelok ke Indomart didaerah Tegal. Beli minuman,
snack kecil, setelah 30 menit dirasa cukup melegakan pinggang kami melanjutkan
perjalanan kembali. Cuaca mendung namun gerah, sampai akhirnya hujan pun turun
didaerah perbatasan Brebes - Cirebon. Kita turun dari motor sebentar untuk memakai
jas hujan yang sudah kita bawa tadi.
Hujan adalah sesuatu yang paling saya
suka, dan hujan-hujanan adalah hal yang paling saya rindukan. Betapa senangnya
waktu kecil dulu main air hujan didepan rumah. Dan ketika dewasa rasanya ingin
main air hujan lagi namun malu, dan hujan kali ini bisa jadi alasan buat
mengenang masa kecil dulu. Hujan sangat deras tidak menyurutkan perjalanan
kami, biarpun deras Mas frency malah dengan sengaja nambah kecepatan NS nya. Sesekali
beradu dengan truk, mobil dari arah yang berlawanan sehingga menimbulkan
siratan air yang tinggi sampai muka. Ya Tuhan, ini sangat mengasyikkan sekali.
Mas
Frency menggodaku dengan mengacungkan jari jempolnya ke aku menandakan bahwa
dia menikmati hujan itu, kemudian aku membalasnya dengan pelukan erat yang
berarti aku lebih menikmatinya. Hujan itu memang turun sangat deras sekali. Dia
mungkin lupa bahwa motor NSnya tidak dipasang selebor belakang, yang
memungkinkan air dari ban muncrat ke atas mengenai bagian belakang tubuhku. Mungkin
dia taunya aku memakai jas hujan yang menurutnya bisa melindungiku dari air
hujan, namun tidak dengan tasku, Mas. Tas ku bagian belakang memang masuk
kedalam jas hujan yang sedang kupakai, namun tidak dengan bagian bawah tasnya
dan menyebabkan baju ganti yang kubawa tadi basah kuyup.
Hujan mulai mereda,
Mas Frency menawarkan untuk berhenti melepas jas hujannya, namun aku tidak mau
dengan dalih nanti kalau hujan lagi, gimana? Hanya alasanku saja berharap hujan
kembali turun. Memang masih mendung namun ku kira hujan tidak akan sampai ke Cirebon,
karena ku melihat jalan aspal yang kering.
Sesampainya di Indomaret depan
terminal Cirebon sekitar pukul 17.30 kami istirahat lagi, untuk sekedar minum,
ngemil, menghilangkan sedikit rasa lelah, dan tentunya untuk melepas jas hujan
yang sedari perbatasan Brebes hingga Cirebon kita pakai walau hujan sudah tidak
turun.
Baru belok ke Indomaret
ada ibu-ibu yang bertanya, “Lho, ada hujan dimana, Mas?” Sambil lihatin motor
NS lah pasti, ini selalu jadi perhatian ketika motor NS di parkir ataupun di saat
berhenti dilampu merah. “tadi di perbatasan Brebes, Bu” , kemudian dilanjutkan
pembicaraan yang umum seperti dari mana dan mau kemana. Saya sih dari turun
motor langsung nyari tempat duduk. Hahahaacapekhahaha.
Ada Mas-mas tanya ke
Mas Frency, ketika kita lagi lepasin jas hujan, “hujan dimana, Mas?”
“tadi mau masuk Cirebon”
“oh,, sini ga pernah
hujan soalnya, mendung doang trus hujannya tau tuh lari kemana”
(ih masnya curhat :D ,,
mungkin lari ke hatimu Mas)
Setelah sudah agak
enakan badannya kamipun melanjutkan perjalanan, hari sudah petang, ngantukpun
datang, pasti Mas
Frency ini lebih lelah dari aku, kemudian kita istirahat untuk makan malam di
Pamanukan sekitar pukul 20.00, kita makan dipinggir jalan, disini sudah
mendengar orang bicara menggunakan bahasa sunda hehehe.. setelah selesai makan
lanjutin jalan lagi.
Aku menanyakan apa ini sudah hampir sampai,lalu dijawab
dengan kalimat, satu jam lagi. Eh ternyata benar, kita tiba dirumah Alm. Ibunya
P.buyung pukul 22.00, terlihat sekali dari wajah beliau yang masih sangat sedih
dan terpukul, suasana sedih juga terasa dirumah itu. Segelas kopi dihidangkan
dan kamipun berbincang cukup lama, beliau bercerita tentang kenangan bersama
alm ibundanya, kemudian memberi nasehat, “Novi masih punya bapak ibu lengkap
kan? Dijaga baik-baik, nanti kerasa kalau kehilangan kaya saya gini, rasanya saya
masih kurang ngebahagiain ibu”, sedih sekali rasanya mendengar itu, kemudian berkali
- kali beliau menawarkan untuk kita bisa menginap ditempatnya, beliau merasa
kasihan karena rumah kami jauh, kami sangat berterimakasih, namun sebaiknya
kita pulang saja, mereka sedang berkabung, jadi janganlah kita merepotkan
beliau dan keluarga. Kita menolak dengan halus dengan alasan nanti nginap
ditempat temen di Cirebon, yah padahal punya temen disana aja nggak.
Pukul 23.30 kita pamit
untuk pulang, sangat larut, badan juga sudah lelah, rasa ngantukpun datang, ku pikir
juga Mas Frency merasakan. Bismillah kuat pulang..
Pukul 02.00 kita sampai
Cirebon, belok ke Alfamart, beli minum dan Pop Mie, nggak, kita nggak ngerasa
kelaperan, hanya agar menghilangkan sedikit rasa ngantuk. Naik motor lagi lah kita, dalam
perjalanan ada obrolan berikut:
A : kita jalan pulang
kuat ga nih?
F : nyari hotel aja yuk
A : dimana? Emang tau
jalan sini?
F : Download Hotel
Quickly dulu
A : Oke, kiri dulu dong
Bang, kan ga boleh naik motor mainan hape..
(Hahaha lu kan bonceng nyettt…wkwkwkwk)
Buka Hotel Quickly,
bukan mau pesen lewat itu, Cuma biar tau alamatnya dimana gitu. Ada banyak
hotel di pilihan, ada Metland Hotel By Horison, ada Citra Dream Hotel, ada
Amaris. Aku tertarik dengan Metland Hotel, tepatnya di Jl. Siliwangi, yaudah
kita Google Maps alamat tersebut, weeladalah,, ternyata banyak banget hotel di
Jl. Siliwangi.
Setelah nemu Metland
Hotel, dia bergumam:
F : besar banget ya,, malu
nggak naik motor ksana?
A : nggak lah ngapain
malu wong punya duit bisa bayar, kecuali kita kesana minta gratisan, itu baru
malu.
F : Parkir motor dimana
tuh ga ada kan.
A : Di bawah tanah
kali, tanahnya lubangin sendiri.. (nada kesel)
F : Ah ngga lah..coba
searching yang lain..
(sambil jalan)
Tuh ada Amaris kayak
yang di Semarang, tapi dia nggak mau lagi dengan alasan naik motor. Yaudah Citra
Dream aja ya? Ga mau lagi. Terus aku nyeletuk, yaudah bobo di SPBU aja. Sebel ga
sih?
Habis lewatin Citra
Dream Hotel dia lihat petunjuk jalan dengan tulisan dan lampu kerlap-kerlip “Lotus
Hotel 200 Meter” dengan arah ke kanan masuk gang,
F : coba lihat itu dulu
ya..
A : YHA!
(udah sampai)
F : Eh, ada parkiran
motornya… sini aja ya..
A : YHA! (ngantuk
banget)
Yaudah kita check in, akhirnya
setelah urus administrasi, ketemu kasur, Yeah FINALLY.. Thanks God..
Gausah di ceritain ya
di kamar ngapain aja..
Pagi sarapan, yhaa, mau
tidur jam berapapun tetap bangun pagi, itu aku.
Suami ku bangunin jam
11 untuk mandi dan siap-siap.
Jam 13.00 check out,
F : kemana dulu ga
nih..?
A : ya, terserah.. aku
ga tau daerah sini..
F : coba Google Maps Keraton
Cirebon
A : Oke…
Kita jalan ga sampai 10
menit sampai di Keraton tersebut, ya seperti ditempat wisata lain, disana
ditarik tiket Rp. 10.000/orang, kemudian untuk Touris Guide ku kasih Rp.
50.000, ini optional, mau kasih berapapun ga nyebutin nominal, seikhlasnya aja,
tapi ya jangan sampai ga ngasih, kasihan dah jelasin panjang x lebar..
Cuma sebentar disana,
jam 14.00 kita keluar, dan kita memutuskan untuk langsung pulang aja ke
Salatiga supaya hemat energi, perjalanan masih panjang kata Mas Frency. Cuaca
cerah, panas, menemani perjalanan kita, hinga pukul 17.00 kita sampai di Pekalongan,
kita beristirahat untuk makan di Alun-alun Pekalongan. Habis makan kita jalan
lagi. Melewati Batang – Kendal kami memilih untuk potong jalur lewat ke Boja,
jadi kita tidak lewat Semarang Kota.
Pukul 20.00 sampai di Gunung Pati, Mas
Frency terpikat dengan Bakso balungan, akhirnya kita berhenti untuk makan Bakso
Balungan, perasaan barusan makan dan belum lapar kok sudah diajak makan lagi. Sesudah
selesai makan kita pulang, sangat senang sekali membayangkan tinggal satu jam
perjalanan sampai ke Salatiga.
Perjalanan yang sangat
memberikan kesan. Sering kali dijalan ku ucapkan kepada suamiku kalau aku sangat
senang bisa pergi berdua dengan dia. Walaupun pegal, capek tapi aku bahagia. :D
No comments:
Post a Comment